Berbagi dan berdiskusi mengenai teknologi scanner, kesenangan yang selalu berkembang, perburuan dari negara ke negara, tahun ke tahun.

Sejak memutuskan untuk mendirikan perusahaan yang khusus menangani scanner dan teknologinya berbagai permasalahan di lapangan muncul dan menuntut pengetahuan-pengetahuan tambahan yang praktis untuk mengatasi masalah tersebut. Mulai dari penciptaan trend “tanda silang” pada lembar jawab berbasis Digital Mark Reader pada psikotes, saya menyadari bahwa fitur-fitur scanner seperti border removal, color dropout dan thresholding menjadi penting dalam menjalankan berbagai tugas. Kami berdiskusi dengan para teknisi bahkan produsen scanner di dunia untuk menjawab berbagai masalah yang terjadi dalam pelaksanaan proyek.

Pendekatan yang kami lakukan pada customer , selalu didasarkan pada sukses implementasi dan memperkenalkan teknologi yang tepat untuk suatu proyek dokumentasi maupun recognition. Pada saat Digital Mark Reader, diciptakan oleh rekan kami ,Bapak Iping Supriyana dan Muh Arif Rahmat serta beberapa rekan lainnya , kecepatan proses hanya mencapai 8 lembar/menit dengan menggunakan scanner multifungsi HP 4110. Saat itu kami hanya berpikir mengenai pasar sekolah dan bersaingan dengan scanner OMR dengan positioning harga murah dan kompatibilitas penuh dengan windows. Sampai pada suatu saat kami bertemu dengan klien yang membutuhkan kecepatan lebih tinggi, kami mulai membuka diri untuk mencari scanner dokumen yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu.

Pada tahun 2003 , kami mulai mendekati satu distributor scanner dan multifungsi terkemuka di indonesia, sayangnya saat itu kami ditertawakan oleh perusahaan tersebut karena kami hendak menggabungkan teknologi local Digital Mark Reader dengan scanner mahal, alhasil kami harus kembali dengan kekecewaan. Namun saat kami menghubungi PT Datascrip , kami disambut baik oleh manajer nya Ibu Aviantri Faiza dan Teknikal support Bapak Yordan , kami diperkenankan untuk mencoba teknologi scanner Canon. Setelah itu kami memperkenalkan produk Canon pada customer-customer DMR dengan embel-embel kata high speed (saat itu 20 lembar/menit, yang sekarang merupakan kecepatan bawah untuk scanner dokumen). Rekan-rekan kami dari Bandung berhasil menjual teknologi tersebut, kami di Jakarta malah jarang.

Sampai akhirnya ada seorang customer, hendak membeli scanner yang akan dipakai keesokan harinya untuk ujian dari Semarang. Kebetulan scanner Canon sedang habis stoknya, kami menghubungi PT Fujitsu Systems Indonesia dan dihandle oleh Bapak Andy Liem yang dengan telaten dan sabar melayani kami, beliau memberi banyak masukan mengenai aplikasi Digital Mark Reader. Proyek di semarang , kami menggunakan scanner fi 4220 dengan Digital Mark Reader. Saat itu kami menggunakan banyak scanner Fujitsu dibanding Canon , mengapa? Sederhana saja, dengan harga yang sama scanner Fujitsu memberikan kecepatan 25 ppm sedangkan Canon 20 ppm. Maklum  saat itu kami masih belum melihat kecanggihan masing-masing scanner kecuali kecepatannya.



Gambar 1 : Memenangkan Award dari Fujitsu, kami mendapatkan Fujitsu Premium Partner Award 2006 dan Fujitsu Best Contibutor for Fi Scanners 2007

Waktu berjalan, tiba-tiba kami mendapat dukungan dari sebuah perusahaan untuk memproses CPNS 2004 dari suatu departemen sebanyak 2 juta lembar dalam waktu 10 hari. Untuk keperluan tersebut kami harus mencari scanner yang sanggup bersaing dengan kehandalan Mesin OMR. Kami terpikir menggunakan scanner Canon DR9080C dan scanner Fujitsu Fi 4860 dengan kecepatan masing-masing 90 lembar/menit dan 60 lembar/menit. Namun perusahaan yang hendak membawa kami, meminta jaminan bahwa scanner yang kami gunakan sanggup memproses puluhan hingga ratusan ribu lembar dalm sehari tanpa mengalami kerusakan atau panas. Tentunya kami meminta jaminan yang sama dari distributor scanner Fujitsu maupun Canon. Menunggu beberapa minggu, jaminan tersebut tidak ada karena para distributor terpaku pada angka Duty Cycle per day yang rendah dari setiap scanner. Brosur Fujitsu menyatakan kemampuan 10,000 lembar/hari serta Canon menyatakan 20,000 lembar/hari.

Akhirnya kami meng- “google” scanner unlimited duty cycle dan mendapatkan scanner Spectrum Bowe Bell & Howell seharga USD 38,000 fantastis! Kami mendapatkan scannernya, namun investasi untuk menebusnya tidak feasible. Sampai kemudian saya mendapatkan scanner panasonic kecepatan 25 ppm dan 45 ppm dengan duty cycle 4,500 per hari yang lebih handal dari tipe Fujitsu fi 4120 dan Canon 2080 dari sisi duty cycle. Kenapa kami sangat terobsesi dengan duty cycle ? Karena distributor scanner pihak lawan memanasi perusahaan yang hendak membawa kami, bahwa scanner dalam seharinya dilimit oleh duty cycle – seolah ada counter yang berjalan dalam 24 jam apabila dilewati, harus menunggu 24 jam selesai baru bisa melakukan scanning. Berhubung saat itu kami tidak tahu apa itu duty cycle scanner maka kami mengikuti arus mencari scanner duty cycle tinggi.


Gambar 2 : Scanner Spectrum Bowe Bell & Howell dengan spesifikasi unlimited duty cycle

Kami berhubungan dengan Alan Lim, sales manager dari Scientific Digital Business Singapore distributor dari Panasonic dan scanner Bowe Bell Howell. Kami langsung menuju Singapore melakukan testing scanner Bowe Bell Howell dan Panasonic. Dari diskusi pengalaman scanning dalam jumlah besar, kami diberitahu bahwa Duty Cycle adalah ukuran Mean Time Before Failure dari sebuah scanner dalam jangka waktu 5 tahun, artinya apabila kita ingin sebuah scanner dapat dipakai selama 5 tahun berapa lembar yang harus diproses dengan scanner. Duty cycle 1,000 lembar per hari artinya adalah apabila kita mengoperasikan scanner 1,000 lembar / hari dalam 5 tahun maka scanner dokumen itu kemungkinan akan habis masa pakainya. Kami kemudian berkenalan dengan sang pemilik SDB Wilson Chia, persahabatan dan jalinan bisnis ini berlangsung hingga saat ini. Pada proyek ini kami menggunakan scanner Bowe Bell Howell dan Scanner Panasonic dan sukses mencapai 2 juta lembar dalam 10 hari.

Pada tahun 2004, Digital Mark Reader menjadi pilihan yang laris manis untuk mengolah ujian CPNS karena harga dan kemampuannya. Begitu banyaknya permintaan membuat kami mengorder segala scanner yang available, baik Canon, Panasonic maupun Fujitsu. Sementara di pasar psikotes kami memasang positioning produk yang lain daripada yang lain yaitu : satu-satunya Teknologi Mark Reader saat itu yang mampu membaca tanda silang tidak perlu diarsir penuh, sehingga para psikolog tidak perlu mengukur ulang waktu ujian kalau menggunakan sistem arsir penuh. Pengalaman dalam menangani berbagai merk dan type document scanner ini, membuat kami mengenal karakteristik dan sifat masing-masing scanner serta bagaimana menyikapi setiap implementasi scanner.

 

Gambar 3 : Kunjungan ke pabrik scanner Miru di Seoul Korea Selatan bersama president director miru dan distribution channel Miru

Waktu berjalan dan konsentrasi hanya pada bisnis document scanner dan Digital Mark Reader, membuat banyak organisasi dan perusahaan menghubungi kami untuk menangani berbagai macam proyek, hal ini semakin memperkaya pengetahuan kami dan kemampuan melayani customer yang semakin meningkat dari waktu ke waktu.


Gambar 4. Seminar ABBYY di St Petersburg Russia. Regional Director ABBYY untuk Asia Pacific Ms Eugeniya Izmesteva dan Head of Production Scanner Avision Mr Thomas Ng
Dari berbagai masalah yang timbul kami menyadari bahwa sebuah scanner yang merupakan scanner terbaik pada kasus tertentu, menjadi tidak performed pada kasus lain.
Sehingga apabila kita ditanya merk scanner yang paling baik, maka kita selalu bertanya lebih dahulu “untuk apa” dan “kondisi bagaimana”. Pada kondisi tertentu Fujitsu lebih baik dari Canon, pada kasus lain dapat terjadi sebaliknya, demikian pula dengan merk-merk lainnya, so “no scanner perfect in every situation”.


Gambar 5 : Diundang ke Bangkok mencoba scanner OMR Nanhao di Worldidac Asia , China saat ini merupakan produsen scanner OMR yang agresif

Pada tahun 2009 ini kami memegang beberapa merk scanner antara lain Fujitsu, Kodak, Canon, Miru, Avision, HP, Panasonic dan Bowe Bell and Howell dan kami selalu bertanya ke calon customer “Untuk apa “ dan “Kondisinya bagaimana” untuk memilihkan customer scanner mana yang tepat.


Gambar 6 : rekrutmen staff TransTV di Senayan, 116 ribu orang pelamar menjalani ujian, siapa yang dapat mengira bahwa untuk memproses selama 6 jam  hanya membutuhkan 2 scanner dan 6 staff.

This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *